
What is Cervical Cancer?
Kanker Serviks adalah penyakit yang menyerang wanita mulai dari usia dini, khususnya yang aktif dalam aktifitas seksual. Kanker serviks adalah kanker yang menyerang leher rahim wanita, yang berfungsi sebagai pintu masuk menuju ke rahim. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Kanker serviks dimulai ketika sel-sel yang sehat mengalami mutasi genetik atau perubahan pada DNA. Mutasi genetik ini kemudian mengubah sel normal menjadi sel abnormal. Sel yang sehat akan tumbuh dan berkembang biak pada kecepatan tertentu, sedangkan sel kanker tumbuh dan berkembang biak tanpa terkendali.
the cause of cervical cancer
Human papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Sedangkan penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik. Selain itu, kebiasaan hidup tidak sehat seperti merokok, kurangnya asupan vitamin C, vitamin E, serta asam folat sangat mendukung pertumbuhan virus ini pada wanita.
are you one of them?
Kanker serviks menyerang wanita mulai dari usia dini. Gejala kanker serviks mulai dari stadium awal hingga stadium akhir. Gejala-gejala yang awalnya tidak dirasakan, namun sebenarnya adalah awal dari kanker serviks.
​
-
Pendarahan Pada Vagina
Pendarahan tidak normal dari vagina, termasuk flek adalah gejala yang sering terlihat dari kanker serviks. Pendarahan ini biasanya terjadi setelah berhubungan seks yang dilakukan diluar masa menstruasi, atau setelah menopause. Segera temui dokter untuk melakukan pemeriksaan jika terjadi pendarahan yang tidak normal lebih dari satu kali.
-
Cairan yang keluar dari vagina yang berbau aneh atau tidak seperti biasanya, berwarna merah muda, pucat atau mengandung darah.
-
Perubahan siklus menstruasi menjadi lebih sering.
-
Rasa sakit setiap berhubungan seks.
-
Kesulitan buang air kecil karena penyumbatan ginjal atau ureter.
-
Perubahan pada kebiasaan buang air besar dan kecil.
-
Penurunan berat badan.
-
Pembengkakan pada salah satu kaki.
-
Nyeri pada tulang.
-
Kehilangan selera makan.
-
Rasa sakit pada perut bagian bawah dan juga panggul.
-
Rasa nyeri pada punggung atau pinggang, ini disebabkan karena terjadi pembengkakan pada ginjal. Kondisi ini disebut sebagai hidronefrosis.
​
SIAPA YANG BERPOTENSI?
Infeksi HPV bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia, bahkan remaja atau anak-anak yang belum aktif secara seksual pun bisa terpapar virus ini. Virus HPV juga tidak memandang gender – bahkan 8 dari 10 pria dan perempuan dapat terinfeksi HPV yang ditularkan melalui sentuhan kulit ke kulit. Laki-laki dapat menderita penyakit HPV seperti kanker mulut, kanker anus, kanker penis dan penyakit kutil kelamin (genital warts). Banyak orang yang terpapar virus HPV dalam tubuhnya tidak merasakan adanya tanda-tanda atau gejala, sehingga mereka dapat menularkan virus tanpa menyadarinya.
​
HPV dapat terkena pada usia remaja rata-rata 9-15 tahun karena pada masa remaja sejalan dengan masa pertumbuhan mereka, struktur organ serviks lebih rentan terhadap infeksi HPV. Separuh dari perempuan penderita kanker serviks didiagnosa ketika usia produktifnya, yakni antara usia 35-55 tahun.
​
Menikah muda juga dapat meningkatkan resiko virus HPV karena jika hubungan seksual dilakukan pada usia dini, dimana struktur serviks masih belum matang, maka menjadi lebih rentan terhadap infeksi HPV yang dapat berkembang menjadi kanker serviks. Lapisan terluar dinding serviks belum matang terbentuk sehingga saat berhubungan seksual mudah terjadi perlukaan kecil sebagai tempat masuknya virus.
​
Kutil kelamin pada wanita hamil juga berisiko tinggi terhadap bayinya. Bayi tersebut dapat terpapar virus HPV dan mengakibatkan penyakit kutil di saluran napas, sehingga menganggu pernapasan dan dapat mengakibatkan kematian.
prevention
Pencegahan dapat dilakukan dengan menjalani hidup sehat. Diantaranya, penggunaan air bersih juga harus untuk mencegah masuknya bakteri dari luar. Pola makan, disertai asupan vitamin C, E, asam folat, dan lainnya juga harus dilakukan serta kegiatan olahraga yang ditingkatkan sangat membantu dalam meingkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Di luar asupan gizi, olahraga, dan kebersihan lingkungan, hubungan seks juga harus dijaga. Hal ini dalam artian, kesetiaan pada pasangan juga diutamakan, sehingga menurunkan kemungkinan untuk berganti-ganti pasangan serta menjaga kesehatan intim.
Pencegahan lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dini akan virus HPV ini juga dapat dilakukan dengan vaksinasi virus HPV di laboraturium atau rumah sakit yang ada. Vaksinasi HPV membuat tubuh membentuk antibodi terhadap virus HPV, sehingga virus yang masuk akan mati dan tidak sampai menimbulkan kanker serviks. Vaksinasi ini dapat dilakukan pada anak dengan usia di-atas 10 tahun. Penyuntikan ini dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu dengan jadwal 0, 1-2 bulan kemudian, dan 6 bulan kemudian.
​
Penyebaran kanker serviks juga dapat dicegah dengan tindakan pencegahan sekunder yaitu melalui deteksi dini dengan melakukan skrining dengan IVA atau tes Pap smear dan IVA bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin terhadap adanya sel abnormal pada serviks. Dengan hasil yang dapat terlihat dari tes Pap smear, apabila terdapat sel abnormal maka dapat dilakukan perawatan atau pemeriksaan lanjutan dan penanganan semenjak dini. Hal ini sangat meningkatkan angka kesembuhan, apalagi pada mereka yang terdeteksi pada saat masih berupa stadium pra-kanker (sebelum menjadi kanker).
​
Source: Dr. Deddy Yulianto Sp, KK